Jakarta — Reformasi belum usai. Itulah pesan utama yang digaungkan dalam Simposium Kepemudaan bertajuk “Reformasi Belum Usai: Harapan, Realita, dan Tanggung Jawab Generasi Muda” yang diselenggarakan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Bidang PTKP, Sabtu (28/6/2025) di MNC Conference Hall, Gedung iNews, Jakarta.
Acara ini menjadi ruang refleksi dan konsolidasi gagasan antar pemuda lintas sektor dalam merespons kondisi kebangsaan saat ini. Para pembicara menyoroti rendahnya keterlibatan pemuda dalam politik, tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda, dan pentingnya kesadaran historis generasi muda dalam menyempurnakan agenda reformasi.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, menyampaikan bahwa saat ini pemuda menghadapi situasi yang sangat kompleks. “Generasi muda menghadapi tantangan yang sangat-sangat tidak mudah. Pengangguran masih didominasi oleh anak muda. Menurut data BPS, 70 hingga 80 persen pengangguran terbuka berasal dari kalangan anak muda,” ujarnya.
Baca Juga : Kahmi Dorong Kemandirian Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi 8 %
Ia juga menyoroti minimnya partisipasi pemuda dalam proses politik nasional. “Kalau dilihat dari sisi politik, mayoritas pemilih adalah generasi muda. Namun, partisipasi generasi muda masih sangat minim,” tambah Angela.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya daya juang generasi muda dalam membekali diri menyongsong momentum demografis. “Tantangan-tantangan ini membuat kita butuh pemuda yang punya semangat tinggi dan tidak pantang menyerah dalam mengasah kemampuannya untuk terus berkembang, demi menyongsong bonus demografi yang puncaknya terjadi pada 2045,” tuturnya.
Dalam forum yang sama, pakar pertahanan Prof. Connie Rahakundini Bakrie mengajak pemuda untuk tidak bersikap apatis terhadap kondisi bangsa. “Penting bagi pemuda untuk merefleksikan kondisi bangsa saat ini dan berani bersuara untuk kebenaran dan keadilan,” tegasnya.
Baca Juga : MN KAHMI Cetak Rekor Baru Penyembelihan Hewan Kurban
Sementara itu, Syamsul Qomar, Sekjen MN KAHMI, mengungkapkan keprihatinannya terhadap sikap generasi muda saat ini. “Pemuda kita saat ini tidak berani atau menghindar dari proses sejarah dan politik untuk turut secara brilliant melakukan evaluasi terhadap perjalanan bangsa ini,” katanya.
Ia mengingatkan kembali sejarah peran pemuda dalam perjuangan bangsa. “Pemuda memegang peranan penting dalam penggulingan Soeharto dan ikut terlibat dalam menyusun agenda-agenda reformasi,” lanjutnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis PB HMI periode 2024–2026 yang bertujuan memperkuat peran pemuda dalam pembangunan bangsa.
Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan, serta Ketua Bidang PTKP Abdul Hakim El turut hadir dan memberikan pengarahan kepada peserta yang datang dari berbagai elemen pemuda, organisasi mahasiswa, hingga komunitas masyarakat sipil.
Simposium ini juga menjadi bentuk konsolidasi nasional dalam mendorong kepemimpinan generasi muda ke depan. Dengan mengusung semangat “Saatnya Pemuda Memimpin, Bukan Sekadar Mendampingi”, PB HMI ingin memastikan bahwa estafet perjuangan bangsa tidak berhenti, melainkan terus dilanjutkan oleh generasi yang siap secara moral, intelektual, dan integritas.